Kegunaan Epidemiologi

Kegunaan
Peranan epidemiologi, khususnya dalam konteks program Kesehatan dan Keluarga Berencana adalah sebagai tool (alat) dan sebagai metode atau pendekatan. Epidemiologi sebagai alat diartikan bahwa dalam melihat suatu masalah KB-Kes selalu mempertanyakan siapa yang terkena masalah, di mana dan bagaimana penyebaran masalah, serta kapan penyebaran masalah tersebut terjadi.

Demikian pula pendekatan pemecahan masalah tersebut selalu dikaitkan dengan masalah, di mana atau dalam lingkungan bagaimana penyebaran masalah serta bilaman masalah tersebut terjadi. Kegunaan lain dari epidemiologi khususnya dalam program kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiologi seperti prevalensi, point of prevalence dan sebagainya dapat digunakan dalam perhitungan-perhitungan : prevalensi, kasus baru, case fatality rate dan sebagainya.













Epidemologi Analitik adalah riset epidemiologi yang bertujuan untuk:
1. Menjelaskan faktor-faktor resiko dan kausa penyakit.
2. Memprediksikan kejadian penyakit
3. Memberikan saran strategi intervensi yang efektif untuk pengendalian penyakit.
Berdasarkan peran epidemiologi analalitik dibagi 2 :
1. Studi Observasional : Studi Kasus Control (case control), studi potong lintang (cross sectional) dan studi Kohor.
2. Studi Eksperimental : Eksperimen dengan kontrol random (Randomized Controlled Trial /RCT) dan Eksperimen Semu (kuasi).
Studi tentang epidemiologi ini :
1. Studi Riwayat Kasus (Case History Studies)
Dalam studi ini akan dibandingkan antara 2 kelompok orang, yakni kelompok yang terkena penyebab penyakit dengan kelompok orang yang tidak terkena (kelompok kontrol).
Contoh : Ada hipotesis yang menyatakan bahwa penyebab utama kanker paru-paru adalah rokok. Untuk menguji hipotesis ini diambil sekelompok orang penderita kanker paru-paru. Kepada penderita ini ditanyakan tentang kebiasaan merokok.
Dari jawaban pertanyaan tersebut akan terdapat 2 kelompok, yakni penderita yang mempunyai kebiasaan merokok dan penderita yang tidak merokok. Kemudian kedua kelompok ini diuji dengan uji statistik, apakah ada perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok tersebut.
2. Studi Kohort (Kohort Studies)
Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan (exposed) pada suatu penyebab penyakit (agent). Kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan pada penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut, bermakna atau tidak.
Contoh : Untuk membuktikan bahwa merokok merupakan faktor utama penyebab kanker paru-paru, diambil 2 kelompok orang, kelompok satu terdiri dari orang-orang yang tidak merokok kemudian diperiksa apakah ada perbedaan pengidap kanker paru-paru antara kelompok perokok dan kelompok non perokok.
3. Epidemiologi Eksperimen
Studi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan) kepada kelompok subjek kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dikenakan percobaan).
Contoh : untuk menguji keampuhan suatu vaksin, dapat diambil suatu kelompok anak kemudian diberikan vaksin tersebut. Sementara itu diambil sekelompok anak pula sebagai kontrol yang hanya diberikan placebo. Setelah beberapa tahun kemudian dilihat kemungkinan-kemungkinan timbulnya penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut, kemudian dibandingkan antara kelompok percobaan dan kelompok kontrol.


Kehidupan manusia tidak bisa melepaskan diri dari berbagai gangguan kesehatan. Bentuk gangguan kesehatan masyarakat yang luar biasa disebut Kejadian Epidemi yang dapat dikelompokkan atas: (1) letupan penyakit (outbreak), (2) Pandemi, (3) Penyakit Baru, dan (4) Kiamat.
Wabah yang dikenal dengan ungkapan "sai" dalam Bahasa Bugis, sudah memperkenalkan adanya masalah epidemi dalam masyarakat Sulawesi Selatan. Ungkapan "sai" mengandung pengertian sebagai suatu gangguan yang sangat meluas dan berat (menyebabkan kematian) dengan konsep penyebab yang bersifat kutukan (Tuhan) dan kesyaitanan. Wabah "sai" dianggap terjadi sebagai kutukan atau kemurkaan alam atas kodrat Ilahi disertai adanya campur tangan para syaitan sebagai simbol kemurkaan.
Konsep kejadian penyakit dengan kausa alamiah atau lingkungan telah diperkenalkan oleh Hipocrates sebagai First EPidemiologist disamping pionir-pionir epidemiologi lainnya. Hipocrates (460 SM-377 SM) menulis bukunya "Epidemic" dan "On Air, Waters and Places" sudah mengemukakan peranan faktor tempat dan linkungan terhadap terjadinya penyakit dan wabah (Page, 1995). Penyebab alamiah memberi kontribusi terhadap musibah, khususnya yang berupa musibah alam. Gunung marah bisa meletus, air hujan bisa jadi banjir dan api bisa membakar segalanya. Udara penuh dengan polutan: asbes, carbon, plumbum. Makanan mungkin mengandung komponen beracun. Airpun tercemar bakteri atau sampah pabrik. Bumi memang terasa semakin tidak bersahabat.
Dari aspek pendekatan Epidemiologi terhadap berbagai penyebab ini dikenal faktor risiko; faktor yang menjadi pendukung dan penentu (determinant) terjadinya suatu masalah, epidemi ataupun musibah. Hidup ini memang penuh dan dikelilingi oleh risiko. Setiap langkah, risiko menhadang. Kumpulan risiko yang mengenai kelompok masyarakat tertentu dapat menciptakan wabah. Jika suatu risiko besar yang menimpa masyarakat luas, maka suatu musibah massal bisa terjadi.